Sesungguhnya, cerita adalah hasil dari proses kreatif imajinatif penulis yang memperjalankan lukisan, foto, atau gambar, tapi yang ada dalam benaknya. Namun untuk kali ini, tampilan fisik foto terlihat, lalu oleh para penulis dijadikan sebuah cerita yang menarik dan berkesan. Ada dua tema dalam buku antologi Perjalanan Foto Berbicara ini, yakni tema perjalanan dan tema foto berbicara. Kedua tema mengusung bentuk fiksi mini dengan penggunaan jumlah kata terbatas sebagaimana sebuah karya flash-fiction. Seru tentunya proses kreatif para penulis, apalagi di akhir cerita harus ada kejutannya (twist ending). Pemilihan fiksi mini juga tidak terlepas supaya pembaca dapat menuntaskan bacaan dalam tempo singkat di sela-sela kesibukan mereka setiap hari.
Tiga penulis membuka cerita fiksi mini dalam buku antologi ini. Mereka adalah Siti Rohmah A'Yuni menulis Pelangi di Balik Awan berdasarkan reka imajinasinya melihat foto letusan gunung Merapi. Kemudian ada Henny Purnawati yang terkesan cantiknya Malioboro sekarang dan menulis cerita Yogyakarta, sedangkan Rini Nuraini menulis Perjalanan Duka, Tarikan Napas Terakhir. Kisah seorang anak yang ingin menyelamatkan nyawa ibunya (tanpa foto).
Selain ketiga penulis pembuka tadi, ada sederet penulis yang masih aktif di komunitas Omah Pentigraf Azkiya dan ikut menyumbangkan fiksi mininya.