Perubahan penggunaan tanah merupakan fenomena yang pasti akan terjadi dan tidak dapat dihindari. Apabila perubahan penggunaan tanah ini tidak dikontrol dan dipantau tentunya dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Selain itu juga dapat menimbulkan ketidaksesuaian penggunaan tanah dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Maka dari itu, Pemerintah melakukan penataan ruang sebagai upaya untuk menciptakan pemanfaatan ruang yang efektif dan efisien serta sebagai cara untuk mengendalikan penggunaan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perubahan penggunaan tanah sebagai dampak diterapkannya RDTR di Desa Paciran dan potensi dampak fisik dan non-fisiknya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah survei dengan pendekatan deskriptif menggunakan teknik tumpang susun (overlay). Metode survei digunakan dalam observasi lapangan untuk melihat penggunaan tanah aktual yang kemudian akan digunakan dalam proses uji akurasi hasil interpretasi citra SPOT 6 tahun 2016 dan 2021. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan Kepala Desa dan Kantor Pertanahan Kabupaten Lamongan untuk mendapatkan data pendukung. Secara teknis model analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis spasial dengan teknik tumpang susun (overlay) menggunakan teknologi SIG.

Hasil dari penelitian ini 59,27% penggunaan tanah di Desa Paciran masih belum sesuai dengan arahan RDTR. Penggunaan tanah yang belum sesuai dengan arahan RDTR perlu dilakukan pengoptimalan agar sesuai dengan arahan RDTR. Sehingga penggunaan tanah ini berpotensi berubah sesuai dengan arahan RDTR dengan luas 358,2 Ha. Potensi dampak fisik yang ditimbulkan dari adanya potensi perubahan penggunaan tanah adalah peningkatan pencemaran limbah, namu juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Sedangkan potensi dampak non-fisik yang ditimbulkan adalah terjadi peningkatan ekonomi daerah dan peningkatan pendapatan masyarakat namun dapat mengganggu profesi petani dan menyebabkan menurunnya produksi pertanian.