Redistribusi tanah di Kelurahan Donan merupakan tindak lanjut dari resolusi konflik antara masyarakat Kelurahan Donan dengan Yayasan Dharma Mulia Konflik tersebut bermula ketika masyarakat melakukan penyerobotan tanah dan memohon agar pihak Yayasan Dharma Mulia untuk melepaskan asetnya. Melalui tulisan ini, penulis ingin menggambarkan sejarah awal hingga terjadinya konflik, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Tim Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) dalam melakukam resolusi konflik, dan menjelaskan faktor pendukung dan kendala dalam melaksanakan tahapan redistribusi tanah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelusuran data untuk mendukung tulisan ini dilakukan melalui wawancara terhadap para infroman yang observasi dan studi dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya resolusi konflik ini ditempuh di luar pengadilan dengan cara mediasi. Tindak lanjut resolusi konflik ini yaitu dilakukan penyerahan lahan seluas 2,67 ha melalui kegiatan redistribusi tanah dalam bentuk Sertipikat Hak Milik kepada 200 kepala keluarga di Kelurahan Donan, Langkah-langkah yang dilakukan tim GTRA dalam melaksanakan resolusi konflik ini sudah memenuhi prosedur. Namun, memang masih ditemui hambatan dalam tahapan redistribusi tanah yakni, ketidaktepatan komunikasi dan kondisi wilayah. Hambatan ini dapat diselesaikan dengan kebijakan dan strategi yang tepat.