Pada pelaksanaan PTSL tidak semua bidang tanah yang telah terpetakan dapat langsung diterbitkan SHAT, maka dari itu dalam pelaksanaannya terdapat bidang tanah Klaster 3. Suatu bidang tanah Klaster 3 dapat dilakukan peningkatan menjadi Klaster I pada saat pelaksanaan PTSL tahun yang akan mendatang. dengan menggunakan data hasil pelaksanaan PTSL tahun sebelumnya, dapat dihadapkan pada berbagai kendala sehingga peningkatan kualitas tidak dapat berjalan secara optimal. Oleh karena itu rumusan masalah pada penelitian ini meliputi penyebab terjadi Klaster 3 dalam PTSL, dampak keberadaan Klaster 3, dan upaya peningkatan Klaster 3 menjadi Klaster 1 dalam PTSL Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara untuk menyelesaikan permasalahan bidang tanah Klaster 3.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, menggunakan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Lokasi pada penelitian yaitu di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara, tepatnya di salah satu desa pelaksanaan PTSL yaitu Desa Ulak Ata. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan jumlah informan 10 orang yang meliputi Kepala Kantor Pertanahan, Ketua Ajudikasi, Wakil Ketua Ajudikasi, Petugas Pengumpul Data Fisik, Petugas Pengumpul Data Yuridis, Kepala Desa/Perangkat Desa, dan Masyarakat di Desa Ulak Ata.

Penyebab Klaster 3 dalam program PTSL di Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara disebabkan oleh faktor internal yaitu tidak tersedianya anggaran untuk SHAT dan faktor eksternal meliputi ketidaksediaan masyarakat yang disebabkan oleh ketidakjelasan pembagian waris, masalah keuangan akibat pembayaran BPHTB dan pembayaran yang dikeluarkan dengan ketentuan SKB 3 Menteri, serta ketidakkeinginan pemilik tanah untuk mensertipikatkan tanahnya. Timbulnya Klaster 3 menghambat percepatan pendaftaran tanah, tidak tercapainya target PTSL, dan menimbulkan tunggakan pekerjaan, namun Klaster 3 juga memberikan dampak terhadap masyarakat seperti mengurangi sengketa konflik pertanahan dan masyarakat mendapatkan keringanan biaya pengukuran tanah melalui program PTSL. Untuk meningkatkan Klaster 3 menjadi Klaster 1, Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Utara melakukan upaya seperti klarifikasi ulang atau cross check, komunikasi dengan pemilik bidang tanah, pelatihan dan sosialisasi, serta koordinasi.