Pelaksanaan kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Indonesia kerap menemukan permasalahan yang salah satunya adalah adanya bidang tanah anomali. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional telah menerbitkan Surat Edaran yang mengatur tentang mekanisme integrasi antara kegiatan PTSL dengan Kegiatan PTPR. Hal ini tentu saja dapat membantu Kantor Pertanahan untuk mengatasi bidang tanah anomali. Dengan adanya mekanisme integrasi ini, setiap bidang tanah anomali dapat di identifikasi lewat Peta Tematik Pertanahan Ruang (PTPR) yang akan dijadikan Peta Kerja pada kegiatan PTSL tahun berikutnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mengenali dan juga mengatasi bidang tanah anomali dengan pemanfaatan Peta Tematik Pertanahan Ruang (PTPR) di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan Teknik pengumpulan data melalui survei dan wawancara.

Dari hasil temuan peneliti didapat hasil bahwa Peta PTPR dapat digunakan untuk mengenali bidang anomali dengan melalui tahapan persiapan data, penetapan lokasi dan standarisasi koordinat, identifikasi anomali, analisis data dan pembuatan peta yang hasilnya Kecamatan Kebomas memiliki bidang anomali sebanyak 4,03% dari keseluruhan bidang tanah yang sudah terpetakan. Sedangkan untuk mengatasi bidang tanah anomali dapat dilakukan dengan melalui tahap inventarisasi bidang tanah anomali, survei lapangan, pemetaan bidang tanah terdaftar KW4-6, dan Perbaikan bidang anomali. apabila Peta PTPR yang digunakan sudah menggunakan basis peta foto udara maka perbaikan dapat dilakukan secara studio tanpa melakukan survei lapangan.