Ruang tidak bisa dipisahkan dengan manusia karena manusia selalu bergerak dan berada di dalamnya. Penataan ruang dilakukan agar dalam penggunaan tanah tidak terjadi tumpang tindih dalam pemanfaatannya. Pemerintah melakukan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menghasilkan rencana detail tata ruang yaitu RDTR. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yaitu rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kota yang dilengkapi peraturan zonas yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten yang dilengkapi acuan lebih detail tentang pemanfaatan ruang dan menetapkan blok pada kawasann fungsional dengan memperhatikan keselarasan antar kegiatan guna menciptakan lingkungan yang harmonis.

Penyusunan RDTR terdapat beberapa kendala yang dapat memunculkan konflik, sehingga dibutuhkan pemanfaatan data pertanahan yaitu data bidang tanah. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui permasalahan dan solusi yang dilakukan dalam penyusunan RDTR yang tidak menggunakan peta bidang tanah. Melalui metode sekuensial eksploratoris dengan analisis pendekatan spasial. Analisis dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen

Hasil analisis permasalahan yang ada pada RDTR yaitu terdapat peruntukan yang tidak sesuai dengan bidang tanah sehingga memunculkan solusi dengan memanfaatkan peta bidang tanah sebagai data pertanahan, Kemudian dilakukan overlay antara peta RDTR dan peta bidang tanah yang menghasilkan peta RDTR berbasis bidang tanah. Hasil olahan peta tersebut nantinya dapat menghasilkan peta RDTR yang berkualitas untuk arahan peruntukan penggunaan tanah lebih pasti dan akurat.