Setahun setelah implementasi otonomi daerah tampak bahwa variabilitas kinerja antar kabupaten kota amat tinggi Kebijakan otonomi daerah berinteraksi dengan kondisi politik-ekonomi, masyarakat sipil, kapasitas birokrasi, dan kondist lokal lainnya yang berbeda antar kabupaten/kota. Akibatnya, kinerja implementasi otonomi daerah sangat berbeda antar daerah. Beberapa kabupaten dan kota berhasil memberikan teladan, sementara kabupaten/kota lainnya justru melakukan berbagai pantangan yang seharusnya dihindari dalam implementasi otonom daerah. Buku ini berhasil dengan baik menguraikan teladan dan pantangan dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk menjadi kaca benggala bagi semua pihak yang peduli dengan kebijakan otonomi daerah

Bagi para pembuat kebijakan buku ini dapat membantu mereka untuk merumuskan masalah kebijakan yang strategis untuk memperbaharui kebijakan otonomi daerah. Para agen pelaksana dapat belajar dari pengalaman daerah lain, meniru teladan yang telah dilakukan oleh kabupaten/ kota lainnya dan menghindari pantangannya. Para aktivis masyarakat sipil dapat menjadikan buku ini sebagai rujukan dalam mengontrolnya jalannya pemerintahan di daerah. Akhirnya, untuk para peneliti dan mahasiswa dapat menyediakan lahan yang sangat subur untuk merumuskan agenda penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan akademik dan kebijakan Para pembuat kebijakan, agen pelaksana, masyarakat sipil, dan akademisi yang peduli dengan otonomi daerah wajib membaca buku ini