Kabupaten Kudus memilih mekanisme konsolidasi tanah untuk penyediaan tanah dalam rangka pembangunan Jalan Lingkar Kudus, Mekanisme ini berlangsung dari tahun 1989 sampai dengan sekarang. Namun masyarakat Kabupaten Kudus tetap mendukung kegiatan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan pemilihan mekanisme konsolidasi tanah, progres lanjutan serta hambatan yang terjadi dari hasil penataan bidang tanah di Desa Jati Wetan. Metode penelitian ini adalah kualitatif yang disajikan secara deskriptif dengan pendekatan spasial. Pendekatan spasial diperuntukkan mengetahui dampak pembangunan Jalan Lingkar Kudus terhadap perubahan penggunaan tanah di Desa Jati Wetan serta kesesuaiannya terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kudus. Penyelenggaraan konsolidasi tanah di Kabupaten Kudus yang bertujuan untuk pembangunan Jalan Lingkar Kudus dapat dikatakan berhasil namun pembangunan jalan lingkungan belum terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran dan perbedaan persepsi terkait penanggung jawab jalan lingkungan antara Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Desa. Hasil analisis perubahan penggunaan tanah tahun 2016 dengan tahun 2022 dapat disimpulkan bahwa 7 dari 8 klasifikasi perubahan penggunaan tanah mengalami pertambahan luas sedangkan yang mengalami penurunan luas adalah penggunaan tanah vegetasi lain sebesar 318.667 m². Hasil overlay penggunaan tanah terhadap RTRW menghasilkan data yang telah sesuai dengan RTRW sebesar 66%, tidak sesuai sebesar 5% dan yang belum terlaksana sebesar 29%.