Melalui PTSL dicanangkan untuk menjawab tantangan Pemerintahan Jokowi dengan menargetkan seluruh bidang tanah pada tahun 2025 sudah terdaftar dan bersertipikat. Dalam pelaksanaan PTSL masih terdapat banyak kendala yang disebabkan pelaksanaan yang berorientasi pada kuantitas atau jumlah target penyelesaian tanpa adanya kualitas yang perlu dipertimbangkan.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode campuran. Pada penelitian kuantitatif, ketepatan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Swakelola dapat dilakukan dengan pengujian sampel bidang tanah dengan variabel dimensi ukuran, letak, luas dan bentuk. Metode kualitatif yaitu mengumpulkan data dengan cara observasi lapangan, melakukan wawancara dengan pejabat dan pelaksana kegiatan, permasalahan faktor-faktor yang penyebab kualitas Peta Bidang Tanah hasil PTSL dan solusi untuk menyelesaikan faktor penyebab rendahnya kualitas tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan perbandingan jarak sisi bidang tanah non pertanian yang sesuai 46 jarak (36%) dan 79 jarak (64%) tidak sesuai toleransi, sedangkan untuk bidang pertanian dengan jumlah 15 jarak (83%) sesuai dan 3 jarak (17%) tidak sesuai toleransi. Perbedaan posisi setiap titik koordinat pada bidang tanah adalah rata-rata 0.54 meter. Untuk luas bidang tanah yang sesuai sebanyak 24 bidang atau 80%, luas bidang tanah yang tidak sesuai sebanyak 6 bidang atau 20% sedangkan bentuk bidang tanah memiliki kesesuaian yang sama yaitu 100%. Analisis kualitas Peta Bidang Tanah berjumlah 13 PBT atau 67% dan kategori tidak sesuai berjumlah 7 atau 33%. Faktor penyebab terhadap kualitas Peta Bidang Tanah terdiri dari a). Alat yang digunakan; b). Sumber daya manusia, c). Ketentuan/Aturan, dan d). Batas waktu penyelesaian.