Berbahasa bukan hanya menyampaikan apa yang dimaksud oleh penutur, namun lebih dari itu berbahasa juga merupakan bentuk ikatan emosional yang tertuang saat berkomunikasi. Bahasa seseorang mampu menjadi alat untuk mempererat hubungan sosial antar bahasawan.
Buku kesantunan berbahasa ini menjadi penjaga utama dalam komunikasi agar tujuan komunikasi dapat tercapai dengan baik. Bahasawan memerlukan strategi tuturan agar mitra tutur dalam hal ini pendengar merasa tetap nyaman saat pertuturan berlangsung dan tidak kehilangan muka. Penutur perlu mendasari setiap konsep tuturan dengan kesantunan karena penutur perlu memperhatikan tidak hanya tujuan pribadi penutur melainkan tujuan sosial dalam bertutur juga tetap harus dicermati. Penaatan terhadap nilai kesantunan dan teori kesantunan dalam bertutur membawa keharmonisan antar individu.