Terorisme negara dan terosisme non-negara adalah setali tiga uang. Terorisme negara terjadi ketika kekerasan di gunakan oleh aparat negara atau pemeerintah, baik bersifat nasional maupun internasional, di tujukan untuk menghukum pelaku teroris, khusus kaum muslim, dengan maksud dan mempertahankan stabilitas nasional atau kepentingan ekonomi dan politik dari ancaman pihak luar. Kasus terorisme negara bersifat Internasional yaitu; serangan AS ke Irak, Israel ke Palestina dan Irak ke Kuwait. Praktek terorisme negara berada lingkup hukum pidana internasional, seperti genosida, kejahatan perang,kejahatan kemanusiaan dan kejahatan agresi. Meski banyak alasan bagi pelaku terorisme negara untuk menolak pertanggungjawaban hukum, tidak selamaynya mereka dapat terbebas dari tuntutan Mahkamah Pidana Internasional. Terorisme non-negara merupakan reaksi dan gerakan Fundamentallisme, khususnya sebagian kelompok islam garis keras atau ekstrim, yang memimpikan tegaknya syariat islam tanpa kompromi dengan kondisi riil masyarakat plural dan hukum modern. Keunggulan terorisme negara dari terorisme sipil, adalah Presiden negara Muslim pendukung terorisme jauh lebih mudah dihukum atau di musnahkan ketimbang pemimpin negara teroris non Muslim.