Pendidikan merupakan proses yang sangat kompleks karena merupakan upaya terencana, sistematis, terstruktur, terukur, dan bertujuan untuk menumbuhkembangkan, mengelola, membina, mengarahkan, dan menqubah manusia, yang merupakan makhluk multidimensi, ke arah kesempurnaannya. Konsekuensinya pendidikan seharusnya dimaknai, dieksplorasi, dan dihayati secara mendalarn untuk mendapatkan pemahaman yang holistik-integratif dan komprehensif terkait proses memanusiakan rnanusia yang menjadi tujuan utamanya. Ini penting ditekankan karena tidak pernah mullah menjadi manusia, apalagi yang manusiawi.

Sayangnya, selama ini penelitian pendidikan yang merupakan upaya sistematis danaerukur untuk memahami, mencaritemukan masalah-masalah, dan solusi pendidikan didominasi oleh paradigma positivisme yang berwujud penelitian kuantitatif. Tentu saja, tidak ada salahnya menggunakan penelitian kuantitatif. Namun, kini makin disadari tidak ada metode penelitian super. Setiap metode penelitian merniliki kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu, pilihan untuk menggunakan metode penelitian sepenuhnya ditentukan oleh tujuan dan masalah penelitian.

Dalarn cara berpikir seperti itulah penelitian kualitatif pendidikan dikedepankan sebagai alternatif untuk memperkaya pemahaman terhadap pendidikan. Karena penelitian kualitatif memiliki tujuan untuk memahami dan mengeksplorasi secara mendalam dan empatis proses, aktivitas, pola-pola, model, prosedur, kultur, pendekatan, metode, strategi, penilaian dan evaluasi serta berbagai keragaman dalam ranah pendidikan. Dengan demikian, proses pendidikan yang kompleks dapatdipahami dan dihayati secara menclalam dan empatis.Artinya, penggunaan penelitian kualitatif pendidikan tidak hanya mendapatkan pemahaman konseptual-teoretis, tetapi juga merasakan dan menghayati pemahaman eksperensial. Karena mengalami sendiri dan terlibat langsung dalam proses pendidikan yang sedang diteliti.