Entah bagaimana awal ceritanya, aku telah mengalami hidup yang sangat pahit - di penjara dengan tuduhan Korupsi yang tidak pernah kubayang�kan. Tapi menurut kata orang, semua itu terjadi karena aku dikorbankan untuk politik. Politik - makhluk apakah itu, sebuah kosa kata yang sangat jauh dari keahlian yang aku dalami, Jadi, ketika pars pembaca menikmati buku ini, ketahuilah bahwa buku ini bukanlah sebuah pem�belaan atas apa yang pernah menimpa diriku. Buku ini tidak pula berbi�cara tentang perjalanan hidup. Buku ini adalah sekuel kecil peristiwa dalam hidup seorang Aulia Pohan dengan sebuah cerita yang perlu direnungkan oleh siapa saja bahwa Hukum kita tidaklah seperti yang diharapkan,,,

"Kata orang, ..." Begitu nukilan frasa judul buku ini. Sejujurnya aku tidak suka dengan judul yang dimulai dengan frasa ini. Sebab, umumnya "kata orang" banyak dilandaskan pada prasangka-prasangka. Dan aku juga sudah menjadi "kata orang". Ya, "Dari Tahanan Politis hingga Hukum", kata orang yang melaporkan aku dan rekan-rekanku ke KPK, ya kata KPK, ye kata Jaksa Penuntut Umum, ya kata Majelis Hakim, dan ya kata media massa. Anehnya, aku menggunakan frasa "kata orang" ini sebagai judul buku kecilku ini. Entah kenapa? Aku sendiri tidak tahu. Mungkin aku sendiri telah menjadi korban, ya itu pun "kata orang" dan mungkin juga tidak sedikit orang dija�dikan tersangka, diadili, dan dihukum lantaran "kata orang", tanpa pernah terungkap kebenaran yang sejati.

Dan buku ini dibuka dengan sekeluunit kisah tentang dari mana aku berasal dan bagaimana aku meniti titian panjang karirku di Bank Indonesia, serta siapa guru-guruku yang banyak membentuk karakter dan kepribadianku. Gambaran ini merupakan pengantar dan bingkai ketika memasuki substansi dalam buku ini. Juga sebagai sumber referensi kenapa aku menolak tegas tuduhan teiah melakukan perbuatan harem itu.

Walau tak berharap banyak, sebenarnya terselip juga harapan buku ini memberi sedikit informasi.