INTISARI
Kebutuhan manusia terhadap tanah semakin meningkat seiring dengan kebutuhan tempat tinggal dan kebutuhan ruang untuk beraktivilas yang membuat perkembangan wilayah semakin pesat terutarna di perkotaan guna menunjang kawasan permukiman tersebut. Terjadi pergeseran kawasan permukiman yang sebelutnnya di wilayah pusat kota, ke arah pinggiran kota. Oleh karena itu, penelitian yang berjudul "Pengembangan Kawasan Permukiman Berdasarkan Kesesuaian Tanah Untuk Permukiman Dan Rencana Tata Ruang Wilayah (Studi Di Kecamatan Baki, Grogol. Dan Mojolaban. Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah)" memberikan informasi untuk menentukan pengembangan kawasan permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahul wilayah yang berpotensi untuk pengembangan kawasan permukiman dan menampilkan kesesuaian potensi permukiman terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan keruangan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode interpretasi peta, studi dokumen dan observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis overlay/tumpang susun peta dengan pemberian bobot dan skor. Variabel yang digunakan untuk menentukan pengembangan kawasan permukiman pada penelitian ini adalah lereng. drainase, erosi, penggunaan tanah, jarak terhadap jalan utama, jarak terhadap tempat penting dan kepadatan penduduk. Untuk mengetahui kondisi permukiman pada lokasi penelitian, maka dilakukan analisis kawasan permukiman eksisting. Variabel-variabel yang ditentukan tersebut dilakukan tumpang susun, yang menghasilkan Peta Potensi Tanah Untuk Pengembangan Kawasan Permukiman. Sebagai hasil akhirnya pets tersebut dilakukan analisis terhadap Peta RTRW Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2031.

Hasil dari penelitian ini adalah Persebaran wilayah dengan kriteria kelas I (sangat berpotensi) sebesar 22,91% atau 2.131.10 ha dan i luas keseluruhan yang terdiri atas 14.53% atau 1.351.69 ha wilayah permukiman eksisting dan 8.38% atau 779,41 ha wilayah non permukiman. Kriteria kelas II (berpotensi) sebesar 76,28% atau 7.095,55 ha dari luas keseluruhan terdiri atas 20,63% atau 1.918,70 ha wilayah permukiman dan 55.65% atau 5.176,85 ha area non permukiman. Kriteria kelas III (tidak berpotensi) sebesar 0.81% atau 75,14 ha dan i luas keseluruhan yang merupakan wilayah non permukiman. Kemudian, hasil tersebut dilakukan analisis terhadap RTRW dengan hasil sesuai dengan RTRW dan tidak sesuai RTRW. Tidak semua cakupan wilayah yang masuk dalam kelas I dan kelas II masuk dalam kriteria sesuai dengan RTRW.


Kata Kunci: Perkembangan kawasan, Permukiman. Kesesuaian