Tanah bengkok adalah tanah yang diberikan kepada Perangkat Desa sebagai imbalan atas tugas yang dibebankan kepadanya. Penguasaan tanah bengkok oleh Perangkat Desa hanya memberi wewenang untuk mengambil hasil selama Perangkat Desa tersebut menjabat. Beban tugas yang berat dan tuntutan akan pelayanan yang lebih baik dari masyarakat menyebabkan tugas yang
diemban Perangkat Desa semakin berat. Besarnya pendapatan Perangkat Desa dari tanah bengkok menentukan tingkat kemampuan Perangkat. Desa dalam memenuhi kebutuhan hidup minimum keluarganya Oleh karena itu dalam penelitian ini penyusun merumuskan dua permasalahan, yaitu bagaimana hubungan luas penguasaan tanali bengkok dengan pendapatan Perangkat Desa di
Kecamatan Karangreja Kabupaten Pui-balingga dan apakali pendapatan Perangkat Desa dari tanah bengkok yang dikuasai mampu memenuhi kebutuhan hidup minimum keluarga Perangkat Desa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara luas penguasaan tanah bengkok dengan pendapatan Perangkat Desa di Kecamatan Karangreja dan untuk mengetahui kemampuan perangkat desa dalam memenuhi kebutuhan hidup minimum keluarganya dari tanah bengkok yang diterimanya Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga yang terdiri dari 13 desa dengan metode penelitian deskriptif dan jenis penelitian survai yang didukung Studi dokumen, kuisioner dan wawancara
sebagai cara untuk menggumpulkan data Untuk menjaring sampel Penyusun membagi sampel menjadi lima strata berdasarkan jabatan sampel dalam Pemerintahan Desa. Berdasarkan perbandingan jumlah sampel dalam setiap strata, ditentukan jumlah sampel dari strata1= 5 orang, strata II = 5 orang, strata III = 20 orang, Strata IV= 20 Orang, dan strata V= 10 orang, sehingga jumlah sampel seluruhnya 60 orang yang diambil secara acak dari setiap strata Berdasarkan hasil analisis Product Moment antara dua variabel diperoleh hasil bahwa ada korelasi positif antara luas penguasaan tanah bengkok dengan pendapatan Perangkat Desa
dari tanali bengkok dengan koefisien korelasi 0,96393 dan secara matematis penganih luas terhadap pendapatan tersebut sebesai- 92,916%. Beraiti masih ada faktor lain yang berpengaruh terhadap pendapatan Perangkat dari tanah bengkok yang efektivitas pengaruhnya sebesar 7,084 %. Dengan menggunakan teknik tabulasi silang unntuk menganalisis permasalahan kedua, diperoleh hasil bahwa dari 60 Perangkat Desa sampel yang diambil, 36 (60%) keluarga Perangkat Desa sampel telah mampu memenuhi kebutuhan hidup minimum keluarganya dari tanah bengkok, sedangkan 24 Perangkat Desa sampel (40%) sisanya belum mampu memenuhi kebutuhan hidup minimum keluarganya dari tanah bengkok.