Awalnya, penulis terusik dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 yang sangat sempurna untuk bahasa manusia. Mungkinkah tujuan tersebut dapat diwujudkan? Jika melihat teks tujuan tersebut, mestinya lembaga pendidikan Islam yang mampu mewujudkannya, tetapi fakta madrasah sebagai representasi pendidikan Islam di Indonesia tidak jauh beda dengan keadaan sekolah umum yang masih memisahkan pemahaman antara yang ilmiah dan Illahiah dalam setiap materi pembelajaran. Sebenarnya, keraguan ini cukup beralasan karena secara yuridis formal materi pembelajaran di sekolah/madrasah tidak mencerminkan substansi UUD 1945 Pasal 31 Ayat 31, yaitu "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjunjungtinggi nilai-nilaiagama..."
Persoalannya bagaimana bentuk atau wujud iptek yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama tersebut? Penulis teringat pesantren yang ber-visi "Mencetak Santri yang Berotak London dan Berhati Masjidil Haram". Dari sinilah, penulis dengan antusias mencari tabu secara sistematis dan mendalam implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam pembelajaran. Kemudian, penulis susun sebuah model pendidikan nilai (karakter) dengan didukung secara epistemologis dan aksiologis al-Qur'an. Melalui buku ini penulis menjawab semua pertanyaan di atas dengan gamblang.