Wajib militer mungkin kurang cocok untuk Indonesia. Bisa jadi, sistem bela negara yang lebih tepat. Kita tidak seperti Korea Selatan yan sewaktu-waktu bisa bertempur dengan saudaranya di Korea Utar Tidak juga seperti Israel yang berperang selamanya. Indonesia negar cinta damai yang mewujudkan politik luar negerinya dalam bebas akti dan berdampingan secara damai dengan negara lain.
Namun Indonesia memiliki rakyat patriotik, yang rela berkorban d negaranya. Karena kemerdekaan dicapai bukan atas dasar kebai sang "raja", tapi direbut dan dipertahankan seluruh rakyatnya y memiliki semangat bela negara yang tinggi.
Inilah buku pertama yang menawarkan gagasan pentingnya bela nec dibanding wajib militer. Penulis menyusun argumentasi keberatar secara detil dan runut, sambil memperlihatkan perspektifnya tent faktor keunikan dan kekhasan Indonesia. Faktor keunikan apa y membuat wajib militer tidak untuk Indonesia. Tapi lebih cocok terapkan sistem bela negara.

Tubagus Hasanuddin, lahir di Majalengka, Jawa Barat. Menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR bidang Perta�hanan, Intelejen, Luar Negeri dan Komunikasi. Sebe�lumnya dia adalah anggota TNI berpangkat Mayor Jen�deral. Pernyataan-pernyataannya kerap mengundang pro dan kontra. Peraih gelar Doktor dan i Universitas Pasundan ini ini dikenal sangat tegas dan berwibawa. Tercatat sudah ada beberapa lencana yang pernah di sematkan kepadanya seperti Satya Lencana Kesetiaan 24 Tahun, Satya Lencana Dwija Sista, Satya Lencana Wira Karya, Satya Lencana Penugasan PBB, Santi Dharma Garuda XI, Bintang Kartika Eka Paksi Pra-tama, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, dan Bintang Yudha Dharma Nararya.